Jumat, 13 April 2012

Short Story 2

cerita kedua nih,,monggo dibaca....


ISENG
Oleh : Ina Pridina
08571908XXXX.
Itulah coretan iseng yang terdapat di lembaran dua ribuan yang kudapat dari kembalian bus tadi siang. Hm, jaman kaya gini masi aja iseng-iseng nulis nomer hp di duit! Tapi lumayan juga nih, kali-kali aja nyambung, hehehehe, lagi bete nih.
Akhirnya setelah melihat, menimbang, sambil sedikit berfantasi, kutelpon nomor yang tertera di uang dua ribuanku, siap menanggung resiko seandainya yang menerima bapak-bapak bersuara galak.
Untunglah tidak.
“halo? Ini siapa?” sapa suara orang di sana. Suara perempuan. Merdu sekali suaranya.
Asik. Kayanya cantik nih orangnya!
“ yang disana mang siapa?” mulai keluar deh jurus isengku.
“ lah, yang nelpon duluan kan situ, kenapa jadi balik nanya deh?” hihi, mulai sewot dia, bikin tambah sewot ahh...
“ yaudah lanjutin besok ja ya, dahhh!!” tanpa permisi langsung kututup telponku. Hahahha, dia pasti lagi ngedumel-dumel di ujung sana.
*****
Besoknya setelah pulang sekolah kutelpon lagi orang yang kemarin. Untunglah dia masih sudi mengangkatnya.
“ngapain sih nelpon-nelpon lagi?” itulah sapaan pertamanya yang keluar.
“deuhhh sewot amat neng. Ga nyante amat tuh ngomongnya!”
“lagian ga jelas lo siapa, anak mana, tau nomer hp gw darimana?” mulai kepancing nih orang.
“ yaaaahh minta diajak kenalan nihh,,ketauan!hahahhaa”
Dia malah diam.
“oy neng, kok diem aja sih?sariawan mendadak neng? Apa lagi terpesona ma suara gw yg berkharisma ini?”
“ih, geer!sori ya, situ siapa si?” tanyanya .
“sini orang ganteng, Situ?”
“orang aneh!”
“ohhh...salam kenal ya orang aneh! Hahahaha, ngomong-ngomong saya dapat nomer situ dari duit dua ribuan tuh. Lagi promosi ya neng? Untung yang nemuin orang ganteng dan baik hati kaya gw neng. Coba yang nemuin teroris, wah bisa dikejar-kejar ente!” Cerocosku tanpa tahu malu.
“udah kelar? Sekarang giiiran gw ya yang ngomong. Itu bukan gw yang nulis, temen gw yang iseng nulis-nulis nomer gw di duit. Gw juga ga berharap ampe ada yang nelepon gw apalagi sama orang freak macem lo, ih!” aku hanya nyengir-nyengir kuda.
“berarti lo orang paling beruntung sedunia neng, karena jarang banget kan lo ditelpon langsung sama orang eksis macem gw ini. Heheehhehhe.....namanya siapa si neng?”
“mau tau aja lu!”
“wiii, galak ni ah. Udah lah gw panggil neng aja yak, lo panggil gw a’a. Hehehhe...”
“siapa yang mau manggil lu a’a?ihhhh...ga sudi gw. Udah ah ga usah nelpon-nelpon gw lagi. Ga guna juga kan?” putusnya.
“lah kata siapa ga guna. Ini berguna banget sebagai penghilang rasa bete gw, hehehehehe. Temenan yuk neng?” tanyaku nekat.
Dia terdiam sejenak. Yah, sariawan lagi ni orang. Oy pulsa gw ntar abis ni kalo kelamaan diemnya!
“boleh boleh aja si, lu kayanya orangnya asik, ngocol, bisa bikin ketawa.”
“iya dong, Iwan gitu loh!hehehe.”
“yaudah lanjut besok aja ya dahhhh....” telpon ditutup. Aku bengong. Yah keduluan ni mau ngerjain!
*****
Feby, cewek cantik (kayaknya) yang kudapat nomernya dari duit dua ribuan. Aku semakin sering menghubunginya. Lagi bete, seneng, sedih, bahagia, mau pamer, bahkan ga punya duit pun aku pasti sms dia, hehehehe.
Dia pun sering menceritakan keluh kesahnya, tentang permasalahan keluarganya, mantan-mantan pacarnya, tentang peliharaannya, tentang sekolahnya, tentang tetangganya, tentang hari ini makan apa, tentang dikejar-kejar anjing di pinggir jalan, dan tentang-tentang lain-lainnya.
Teman-temanku sering bertanya tentang Feby. Penasaran. Anak mana sih si Feby ini? Sampe mampu merubahku dari seorang yang cuek, ngocol, ga pedulian, menjadi berubah drastis seratus delapan puluh meter dari permukaan laut. Hehehehe.
Aku sendiri pun sebenarnya semakin penasaran dengan si Feby ini. Kaya apa sih dia? Cakep ga ya? Jangan-jangan badannya guenduuuttt abis, tapi ya ga masalah si. Kalo temen kan ga boleh membeda-bedakan ya toh? Tapi alangkah lebih baik kalo dapet yang cantik, tinggi, putih, langsing, kaya, ya kan??hehehhehe.
Kutanya facebook pun dia ga punya. Ya ampun, masi ada ya jaman canggih gini ga punya facebook?aku jadi makin bingung dan jadi semakin sering menerawang membayangkan Feby. Pikiranku mulai aneh-aneh, jangan-jangan seluruh mukanya jerawatan makanya malu ngasi tau fotonya, atau mungkin dia seorang banci (yuk mareee cinnn..), jangan-jangan mukanya rata(?) atau jangan-jangan yang lainnya.
Kutepis jauh-jauh bayangan itu. Ah, ga mungkin lah ampe separah itu. Tapi rasa penasaran ku makin memuncak kepingin tau dia tuh kaya apa si sebenarnya?
Akhirnya kuajak dia ketemuan.
“oy Feb kita ketemuan yuk.” Ajakku.
“ketemuan?”
“ho’oh. Mau kan?mang lu ga penasaran apa ma gw?gw ganteng kok. Tenang aja!”
“boleh boleh aja. Tapi lu yakin?”
“yakin lah. Masa iya engga. Kalo engga mah ngapain gw ajakin lu ketemuan?”
“oke. Dimana?”
“di taman aja ya jam setengah empat. Oke?”
“sip. Gw bawa mawar merah ya!”
“yoa”.
*****
Aku tiba lebih dulu di taman. Sengaja. Aku ingin mengamati lebih dulu si Feby ini. Kalo cakep maju, kalo engga, ya maju juga. Hehehhehe.
Aku menunggu cukup lama. Bahkan hampir jam 4 si Feby belum datang juga. Wah, gawat ni, tipe cewek ngaret!
Aku mencoba menghubunginya. Tapi semua sms ku pending, bahkan setiap kutelpon nadanya selalu sibuk. Sejauh apa si emang rumahnya?
Aku memutuskan untuk pulang menjelang maghrib, ketika tiba-tiba kulihat sesosok wanita berjalan ke taman sambil membawa bunga mawar merah!
Ini dia! Pasti deh, ga salah lagi!
Tapi pura-pura bete ah, abis disuruh nunggu ampe 2 jam gini!
Aku pura-pura tidak melihat kedatangannya, aku duduk membelakanginya. Menunggu sampe ia menegurku dan meminta maaf padaku.
Aku sedang sibuk memikirkan jawaban yang elegan seandainya ia meminta maaf atas keterlambatannya ketika kusadari ia tidak kunjung menegurku. Bahkan aku tidak mendengar langkah kaki mendekat.
Kutengok ke belakang. Tidak ada siapa-siapa. Hanya ada tukang sapu taman yang sedang menyapu dan gerobak-gerobak yang siap mau pulang.
Lho? Kemana dia?
Suasana taman memang sepi kalau maghrib. Saat itu pun hanya tinggal aku pengunjung yang tersisa. Jadi tidak mungkin kan aku tidak menyadari kehadirannya atau dia salah orang?
Aku masih diliputi rasa bingung tingkat tinggi ketika tukang sapu taman menghampiriku dan memberikanku bunga mawar merah.
“nih,” katanya sambil mengangsurkan mawar merah kepadaku.
Aku menerimanya dengan ragu-ragu, “ ini dari siapa ya pak?”
Ia hanya terdiam, sambil memandangiku gemetar. Tiba-tiba bulu kudukku berdiri. Aku merasakan dingin yang tidak biasa.
Kemudian kulihat bunga mawar merah di tanganku perlahan-lahan menjadi hitam dan keluar belatung-belatung yang menjijikkan.
Aku langsung melemparnya dan berlari pulang.
*****
Aku gemetar memegang handphone di tanganku. Kulihat layar di hp ku berkedap-kedip,
“Feby calling”
Penuh keraguan kupijit tanda ok, lalu
“disana siapa? ketemuan yuk...” suaranya bukan seperti suara manusia. Lalu hening, hanya hembusan angin yang terdengar sesudahnya.
Telepon terputus.
Sial!
Ga lagi-lagi deh iseng sembarangan.
Baca Selengkapnya...

Short Story 1

sobat sobat Lasst Aktien, sekarang saya mau bagi-bagi cerita yang saya buat duluuuuuuuu sekali,,hehehehe..maaf ya baru di post sekarang! ini asli loh buatan saya sendiri,heehehe,silakan dibaca baca yaa,,kalau emang para sobat-sobat merasa, ni kok kaya begini si??kayanya lebih bagus kalo kaya gini deh!!silakan aja di komen, atau mau kasih saran-saran silakan banget!!hehehe...tapi kalo mau komen atau kritik harap menggunakan bahasa yang sopan dan ada solusinya yaa,,jangan cuma mencaci maki tanpa solusi, oke?? silakan dibaca yaaa.....


DIARY KE EMPAT
Oleh : Ina Pridina
Isak tangis masih mengiringiku pulang dari pemakaman bahkan sampai ke rumah. Sulit kupercaya, Risa, sahabat terbaikku pergi selama-lamanya meninggalkan dunia ini. Kematiannya begitu mendadak. Bukan karena sakit, Risa tidak menderita penyakit apa pun. Justru aku yang mengidap penyakit gawat, aku menderita sirosis. Meskipun begitu, Risa setia menemaniku bahkan sampai akhir hayatnya.
Risa meninggal karena melindungiku dari tabrakan maut akibat pengendara yang mabuk. Kejadiannya begitu cepat dan tidak terduga sama sekali. Awalnya aku yang disambar motor oleng itu, tapi Risa melindungiku sekuat tenaganya. Aku mendapat luka berat sedangkan Risa nyawanya sudah tidak tertolong lagi.
Aku tidak percaya. Ini tidak adil. Kalau memang kejadiannya seperti itu, harusnya aku yang mati. Bukan Risa. Bukan Risa. Dia tidak pantas menerimanya. Kembalikan Risa!
*****
Aku dan Risa berteman sejak kecil. Kami selalu bersama. Kami bermain bersama, makan bersama, bahkan bergantian menginap. Kadang aku menginap di rumah Risa, kadang Risa yang menginap di rumahku. Pokoknya kami tidak terpisahkan. Bahkan orang tua kami juga bersahabat erat. Kami bisa bebas pergi kemana pun kami suka tanpa takut dimarahi.
Hingga SMP pun kami tetap bersahabat erat. Meskipun aku dan Risa berbeda kelas. Kami pergi ke sekolah bersama, janjian pergi ke kantin bareng, pulang sekolah bareng, bahkan ekskul kami pun sama. Aku tak pernah merasa bosan bersamanya, Risa pun selalu mengatakan bahwa aku adalah teman terbaiknya.
Bahkan kami pun sempat menyukai cowok yang sama. Aku selalu tersenyum sendiri kalau mengingat hal itu. Kadangkala kami bercekcok gara-gara hal itu, bahkan aku sampai membohongi sahabatku sendiri gara-gara keinginanku memiliki cowok ini. Satu hal yang paling aku sesalkan.
Kelas 3 SMP, aku mulai terkena kanker hati. Awalnya ringan, dan aku tidak menyangka sama sekali kalau aku mengidap penyakit ini. Selama ini tidak ada tanda-tandanya bahwa aku akan menderita penyakit kanker hati. Aku benar-benar tidak percaya akan kenyataan ini. Aku sempat merasa stres dan frustasi karena divonis menderita kanker hati. Tetapi pada saat-saat rapuh seperti ini Risa selalu mendampingiku dan memberi semangat padaku. Hingga aku bisa bangkit lagi.
Sejak saat itu, Risa tak pernah jauh-jauh dariku, ia juga rajin mengingatkanku untuk istirahat dan minum obat. Perhatiannya sudah seperti perhatian orang tuaku. Ya Tuhan, betapa beruntungnya aku memiliki sahabat sebaik Risa.
*****
Keluar masuk rumah sakit sudah bukan hal aneh bagiku. Kanker ku semakin ganas, dan sudah menyebar. Kadang-kadang aku merasa lemas sekali, seolah-olah aku akan mati saat itu juga. Tapi Risa selalu ada untuk mengingatkanku bahwa aku masih bisa hidup, masih bisa bertahan.
Saat itu aku sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Aku tidak peduli. Aku sadar akan segera diadakan UAN, tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa.
Di saat itulah orang tuaku serta Risa setengah mati membujuk pihak sekolah agar aku mendapatkan keringanan untuk mengikuti UAN. Dan usaha mereka tidak sia-sia, aku mengikuti UAN di rumah sakit. Aku tidak sempat mempelajari semua materi dengan baik, akibat ketidak mampuan ku untuk belajar optimal. Tapi untunglah aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.
Lulus UAN, aku berangsur-angsur sembuh dan merasa baikan. Hingga akhirnya aku diperbolehkan pulang. Aku pun menikmati liburanku di rumah saja, karena kondisiku yang tidak memungkinkan untuk pergi keluar.
*****
Ada satu kebiasaanku dengan Risa yang dilakukan sejak kelas 5 SD, yaitu menulis diary. Aku dan Risa setiap hari bergantian menceritakan kisah-kisah yang kami alami hari itu. Baik hal yang menyenangkan ataupun tidak. Kami juga saling curhat tentang kebiasaan masing-masing bahkan sampai nilai jelek juga kami ceritakan karena kami tidak berani mengatakannya pada orang tua kami.
Beranjak remaja, yang kami ceritakan dalam diary juga bervariasi. Tidak melulu soal pengalaman sehari-hari atau nilai jelek. Kami mulai menceritakan soal lelaki dan gebetan kami. Lucunya, meskipun aku dan Risa pernah menyukai lelaki yang sama, kami tetap menuliskannya dalam diary tentang perasaan kami.
Ketika aku sakit, lelaki yang sama-sama kami sukai ini menunjukkan perhatiannya yang lebih padaku tanpa Risa tahu. Ia sering menjengukku di Rumah Sakit disaat tidak ada Risa. Entah ia memang merencanakan hal itu, atau tidak. Aku merasa senang atas perhatiannya. Hatiku berdebar-debar tiap kali ia datang, kadang ia membawakan bunga, kadang ia juga membawakan makanan kesukaanku. Hal itu tetap berlanjut hingga aku pulang dari Rumah Sakit. Ia sering mengunjungiku ke rumah bahkan orang tuaku pun sudah akrab dengannya.
Aku tidak menuliskan hal ini di diary. Aku tidak siap menerima reaksi Risa. Baru kali ini aku merahasiakan sesuatu dari Risa.
Walaupun aku merahasiakannya, Risa sepertinya aware dengan perubahan diriku saat ini. Ia mengatakan padaku kalau ada yang berbeda dari diriku. Aku dengan tegas menyangkalnya dan mengatakan pada Risa bahwa aku tidak apa-apa dan tidak ada yang kurahasiakan darinya.
*****
Awal masuk SMA, aku jadian dengan lelaki yang sama-sama aku dan Risa sukai. Tapi aku belum mengatakannya pada Risa. Aku bingung bagaimana mengatakannya. Aku takut Risa tidak terima kenyataan ini dan kemudian membenciku. Aku tidak mau kalau hal ini sampai terjadi. Jadi aku memutuskan untuk tidak mengatakan padanya kalau aku sudah jadian.
Rio, lelaki yang sama-sama kami sukai dan sekarang berpacaran denganku, ingin supaya aku bilang yang sejujurnya saja kepada Risa. Karena di depan Risa, aku memang selalu meminta Rio untuk bersikap jangan seperti orang yang pacaran, aku tidak mau menyakiti hatinya. Rio tidak mau terus-terusan backstreet seperti ini. Ia merasa kalau diriku sepertinya malu berpacaran dengannya. Kuyakinkan Rio bahwa bukan itu maksudku dan kukatakan sejujurnya bahwa Risa menyukainya dan tak ingin ia sakit hati atas perlakuanku ini. Rio akhirnya setuju meskipun dengan berat hati.
*****
Sudah hampir setahun aku berpacaran dengan Rio. Dan selama setahun juga aku merahasiakannya dari Risa. Kami tetap rutin menulis diary tapi aku tetap tidak mampu menuliskan soal diriku dengan Rio.
Karena aku sudah tidak pernah menuliskan apa-apa lagi tentang Rio, Risa berpendapat kalau aku sudah tidak menyukainya lagi. Ia pernah menanyakan hal itu, dan aku berbohong  kepadanya kalau aku memang sudah tidak menyukai Rio lagi. Risa pun semakin bersemangat dalam usahanya mengejar Rio bahkan meminta dukunganku. Aku terpaksa mengiyakannya agar terlihat seperti tidak apa-apa antara aku dan Rio. Sungguh, saat itu aku merasa kalau aku adalah orang yang paling munafik di dunia.
*****
Rio mengadu padaku bahwa ia keberatan atas perlakuan Risa yang mendekatinya terus-menerus. Ia memohon padaku agar aku mengatakan hal yang sebenarnya saja pada Risa. Tapi aku tidak mau, aku tidak mau menghancurkan persahabatanku dengan Risa yang terjalin sekian lama. Rio menasehatiku bukan itu caranya untuk tetap melanggengkan persahabatan, justru harusnya aku jujur apapun keadaannya. Akan lebih menyakitkan kalau Risa tahu hal ini dari orang lain, dibandingkan dari aku sendiri. Sama saja aku sudah mengkhianati persahabatan kalau terus-menerus merahasiakan ini darinya. Tapi aku tetap tidak sanggup untuk mengatakannya langsung pada Risa. Rio menghela nafas panjang dan memberikan semangat padaku bahwa aku pasti kuat untuk melakukannya. Ia akan membantuku pelan-pelan.
*****
Kuakui, aku memang bermental lemah. Aku tetap tidak sanggup mengatakannya pada Risa. Yang terjadi justru sesuatu yang tidak kuharapkan. Aku malah menjelek-jelekkan Rio didepan Risa dengan harapan Risa berhenti menyukai Rio dan menjauhinya.
Awalnya, ia bingung kenapa aku tiba-tiba menjelekkan Rio. Tapi aku terus meyakinkannya untuk menjauhi Rio dan mencari lelaki lain saja. Karena perkataanku yang meyakinkan, dan karena memang aku sekelas dengan Rio, Risa pun akhirnya terpengaruh dan percaya karena aku yang lebih sering melihat Rio setiap hari.
Ia berterima kasih padaku karena tidak jadi mengejar Rio yang sering berperilaku negatif terhadap perempuan, bahkan kukatakan Rio sering bermain cewek dan sering gonta-ganti pacar. Oh Rio, maafkan aku!
*****
Saat ini Risa sudah berhenti mengejar-ngejar Rio. Memasuki liburan semester ini, aku lebih banyak meluangkan waktuku dengan Rio. Hanya sesekali aku jalan dengan Risa. Kukatakan padanya bahwa aku punya kesibukan lain saat ini dan tidak bisa sering-sering jalan bersamanya.
Rio merasa senang karena Risa sudah tidak lagi mengejar-ngejarnya. Ia menganggap aku sudah menceritakan yang sebenarnya pada Risa. Tak berani kukatakan apa yang telah kulakukan agar Risa berhenti mengejar-ngejarnya. Aku hanya tersenyum dan berkata padanya agar tidak usah memikirkan hal itu lagi.
*****
Memasuki tahun ajaran baru, aku menyempatkan diri untuk menulis kesibukanku seperti biasa dalam diary penghubung kami. Sudah seminggu aku tidak menulis. Meskipun begitu Risa tetap menulis seperti biasa. Ia heran mengapa akhir-akhir ini aku seperti melupakannya. Ia menilik pasti ada sesuatu pada diriku. Aku hanya tertawa dan mengatakan padanya kalau ia berlebihan dan tidak ada apa-apa pada diriku. Aku tidak mungkin bilang padanya kalau aku tidak sempat menulis karena jalan sama Rio. Lagipula apa yang mau kutulis di diary itu? Kencanku dengan Rio? Tidak mungkin kan?
Akhirnya untuk menebus kesalahanku, aku menulis sebanyak-banyaknya di diary itu. 80% adalah hasil karanganku sendiri. Entah mengapa saat ini aku merasa bosan menulis, dan rasanya konyol sekali di jaman sekarang masih tukar-tukaran diary. Sementara teman-teman yang lain sudah asyik dengan laptop dan teknologi canggih lainnya. Walau kuakui menulis diary memang berbeda dan lebih orisinil, tapi tetap aku merasa ini sia-sia saja. Kuputuskan ini adalah kali terakhir aku menulis di diary. Aku tidak peduli apakah Risa setuju atau tidak atas keputusanku ini.
Kutulis di akhir tulisanku, Risa sayang, tidakkah kamu merasa jenuh harus menulis terus? setiap hari harus melaporkan apa pun yang kita lakukan. Bukankah kita tetap butuh privacy untuk kita sendiri? Tak perlu orang lain tahu apa yang kita lakukan! Aku harap kamu mengerti Risa. Bukan aku tak percaya padamu, tapi aku merasa harus ada yang kusimpan sendiri.
Your friend, Nina.
*****
Sejak saat itu tidak ada cerita-cerita di diary lagi. Risa sepertinya paham atas permintaanku. Ia pun berhenti menulis diary. Bukan hanya itu, ia pun seperti menjauhiku. Ada apa ini? Kenapa Risa sekarang menjauhiku? Masa hanya gara-gara diary ia jadi memusuhiku? Ah sudahlah, nanti aku juga tahu sendiri mengapa Risa seperti ini sekarang.
Anehnya, aku tidak terlalu meresahkan kerenggangan hubunganku dengan Risa. Selama Risa tidak ada, aku semakin sering bersama Rio. Ke kantin, perpustakaan, bahkan sekedar menemaninya bermain basket. Tidak ada Risa, masih ada Rio yang akan selalu mendampingiku.
*****
3 bulan setelah Risa menjauhiku, akhirnya ia menghubungiku lagi. Ia memintaku untuk datang ke taman kota tempat biasa kami bersantai dulu. Ia berkata akan memberikanku sesuatu. Aku pun menyetujuinya, dan pergi tanpa firasat apapun. Tanpa kusadari itulah awal bencana yang menimpa Risa.
Aku tiba lebih dulu ke taman. Aku duduk di bangku taman sambil memandangi anak-anak yang berlarian di depanku. Pikiranku melayang ke masa kecilku dulu, bersama Risa. Kami juga sering berlari-lari di taman, lalu setelah itu kami makan es krim bersama. Aku tersenyum mengingat kenangan yang tiba-tiba muncul. Tak lama kemudian dari kejauhan terlihat satu sosok yang sangat kukenal, Risa.
Kuperhatikan wajahnya, ia tidak seceria biasanya. Ia menghampiriku dengan cepat dan ketika tiba di depanku, ia langsung memberikan diary terakhir kami padaku. Aku bingung, mengapa ia memberikannya padaku? Tapi Risa tidak berkata apa-apa, ia hanya menyuruhku untuk membaca lembaran terakhir. Dan kemudian ia langsung membalikkan badannya dan pergi begitu saja. Aku semakin heran? Kenapa dia?
Aku masih diliputi keheranan ketika tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang menyentakku. Sakitku kambuh lagi! Aku terduduk lemas sambil memegangi dadaku! Orang-orang  mulai panik melihatku, dan berusaha menolongku. Tapi aku hanya menggeleng dan berusaha bangun dan pergi. Aku ingin pulang!
Belum sempat aku menyebrang, aku sudah terduduk lagi di pinggir jalan. Tidak kuat menahan rasa sakit. Saat itulah kulihat motor melaju ke arahku dengan kecepatan tinggi. Aku tidak terlalu cemas karena posisiku sendiri berada di pinggir jalan, bukan di tengah. Tapi lama kelamaan  aku menyadari kalau motor itu makin mendekati aku. Hei! Ada apa dengannya? Tidakkah ia sadar kalau ia berjalan terlalu pinggir?
Aku berusaha bangkit, tapi rasa sakitku makin menjadi-jadi, aku merasa sepertinya inilah akhir hidupku. Tapi ternyata ini belum menjadi akhir hidupku, seseorang menyambar tubuhku dan mendorongku sebelum tubuhku habis dibabat motor limbung itu. Sebelum pingsan aku melihat Risa, memelukku erat.
*****
Itulah awal bencana yang harus dialami Risa, teman sejak kecilku. Ia meninggal karena menyelamatkanku. Bahkan aku belum sempat meminta maaf padanya. Meminta maaf atas kebohongan dan egoisku selama ini. Teringat semua kesalahanku padanya. Bagaimana aku membohonginya, mendustainya, menjauhinya, bahkan memutuskan persahabatan kami secara sepihak. Dan sekarang, aku hanya bisa menangis dan bersimpuh memohon maaf di pusaramu Risa!
*****
Aku menjalani hari-hariku tidak sesemangat dulu lagi. Rio berusaha menenangkanku sebisanya. Dan aku masih bersyukur ia tidak meninggalkanku di saat ku membutuhkannya. Setidaknya belum, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau aku mengatakan hal yang sebenarnya.
Tiba-tiba aku teringat diary yang Risa berikan padaku yang belum sempat kubaca. Aku membongkar-bongkar rak bukuku dan berusaha mencari diary terakhir kami. Akhirnya setelah sekian lama ku mencari ketemu juga di antara tumpukan file-fileku.
Dengan tidak sabar, aku langsung membuka diary itu ke bagian akhirnya. Aku yakin Risa menulis sesuatu di situ. Tepat seperti apa yang kuduga, ia menuliskan sesuatu di akhir tulisanku, kubaca dengan perlahan,

Dear Nina,
Akhirnya apa yang kukhawatirkan terjadi juga. Kamu mulai jenuh atas kebiasaan rutin kita selama ini. Tapi tidak apa-apa, aku mengerti kok. Sudah saatnya kita menjaga rahasia kita masing-masing. Kamu benar, ada hal-hal yang harusnya kita simpan sendiri, hanya untuk kita sendiri. Kalau dihitung-hitung, ini adalah diary ketiga kita Nina. Sadarkah kamu, aku pun tidak menyangka kalau kita sudah menulis sebanyak itu. Dari kelas 5 SD sampai kita kelas 2 SMA. Kamu selalu menuliskan cerita seru di diary kita. Aku selalu senang membaca kisahmu Nina. Apakah kamu juga senang membaca kisahku? Ah, mungkin kamu malah bosan ya membaca ceritaku, hehhehe!
Aku tahu,ada sesuatu yang kamu tutupi dariku. Kamu pacaran kan dengan Rio? Tapi kamu bohong padaku bahkan sengaja menjelek-jelekkan Rio di depanku. Aku marah sekali mengetahui hal itu Nina. Aku bukan marah karena kau pacaran dengan Rio, tapi aku marah karena kau tidak pernah mau jujur padaku selama ini! Kamu tidak mau berterus terang apa yang terjadi sebenarnya! Itu yang paling menyakitkan buatku Nina. Aku kecewa kamu tidak mempercayai persahabatan kita.
Aku yakin kamu mengerti. Aku Cuma ingin mengingatkan ini padamu, jangan sering menutupi kenyataan Nina. Apalagi menutupinya dengan berbohong. Sekarang hanya aku yang kau sakiti, aku masih memaafkanmu. Tapi bagaimana kalau itu terjadi pada orang lain? Dan akhirnya mereka membencimu? Kamu tidak mau kan hal itu terjadi padamu?
Risa.
Risa, Risa! maafkan aku, aku memang tidak bisa menjadi sahabatmu. Aku tidak pantas menjadi sahabatmu!
*****
Aku pergi ke rumah Risa keesokan harinya. Aku sendiri tidak tahu kenapa aku terpikir untuk pergi ke rumah Risa. Aku tiba-tiba merasa kangen ingin membaca diary aku dan Risa yang lain.
Sesampainya di rumah Risa, aku disambut oleh ibunya. Kulihat raut kesedihan tergambar jelas di wajahnya. Maafkan aku tante, aku telah membuatmu kehilangan seorang permata secantik dan sebaik Risa! Dengan dalih mengambil buku yang Risa pinjam, aku dipersilakan ke kamar Risa.
Aku memasuki kamar Risa. Tetap rapi seperti biasanya. Kuliihat foto-fotoku dengan Risa terpajang rapi di dinding kamar Risa. Aku semakin sedih mengingat semua kenanganku dengan Risa yang tak akan kembali. Kuhampiri lemari bukunya dan mencari dua diary antara aku dan Risa. Akhirnya kutemukan juga diarynya di pojokan. Kutarik kedua diary itu secara bersamaan. Dan seiring ku menarik diary-diary itu, ada sesuatu yang jatuh. Kuambil buku yang jatuh itu dan sekilas kulihat sampulnya.
Buku itu sederhana saja. Seperti buku keluaran lama. Warnanya pun coklat kusam. Tapi aku justru semakin penasaran apa isinya. Untuk apa Risa memiliki buku seperti ini?
Isinya ternyata catatan harian Risa. Seperti diary. Bedanya aku tidak ikut andil di dalamnya. Ini seperti buku harian pribadi Risa. Aku membalik halamannya dengan cepat, sampai kutemukan satu catatan yang Risa tulis. Uniknya tulisan itu tentang aku. Buat apa Risa menulis tentang diriku di catatan pribadinya?
Aku terus membuka lembaran selanjutnya. Sampai lembaran terakhir ternyata semuanya tulisan tentang aku. Aku menaruh kembali buku itu di tempatnya semula. Bergegas pulang. Bahkan aku sampai lupa niatku untuk mengulas balik kenanganku bersama Risa. Apa yang aku temukan di catatan pribadi Risa sungguh sangat mengejutkanku.
*****
Di depanku saat ini ada Rio yang tidak percaya memandang ke arahku. Ia tidak percaya apa yang barusan kukatakan. Risa, sahabat baikku, sahabatku sejak kecil, ternyata sangat membenciku! Risa menuliskan dalam diarynya kalau ia selalu membenci apa yang selalu kudapatkan. Ia selalu iri atas semua kebahagiaan yang selalu aku dapat. Ia menuliskan kalau aku sebenarnya tidak bisa apa-apa, tetapi selalu mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan. Sementara ia selalu berusaha keras tapi tak pernah mendapatkannya.
Sejak kecil, Risa selalu iri kalau aku dibelikan mainan baru. Iri kalau aku diajak jalan-jalan ke tempat yang jauh. Iri kalau aku dipuji-puji karena berkelakuan baik.
Ketika SMP, Risa iri padaku karena aku menjadi bintang kelas. Ia iri karena tidak pernah mendapatkan rangking satu di kelas. Ia iri karena aku lebih banyak mendapatkan perhatian guru-guru. Bahkan ketika aku sakit pun ia iri karena aku mendapatkan perhatian yang banyak. Ia pun iri mengetahui aku lulus dengan nilai yang cukup tinggi ketika UAN padahal aku tidak segiat ia belajarnya.
Rasa iri yang memuncak terjadi ketika masa SMA. Dimana aku selalu terlihat ceria dan banyak mendapatkan teman. Memang Risa tidak sesupel aku dalam pergaulan. Tapi aku tidak menyangka kalau itu akan membuatnya iri setengah mati padaku. Rasa irinya semakin bertambah ketika ia tahu aku berpacaran dengan Rio. Ternyata semua yang ia tulis di diary terakhir kami hanya bualan belaka. Ia membenciku karena aku berpacaran dengan Rio, lelaki yang selalu Risa harapkan untuk dimiliki. Tapi lagi-lagi, aku yang mendapatkannya. Saking bencinya Risa padaku, ia bahkan sudah berencana untuk membunuhku! Ia sudah merencanakan skenario pembunuhan padaku. Aku sendiri tidak mengerti kalau pada akhirnya justru Risa yang menyelamatkanku di detik-detik terakhirnya.
Apapun yang terjadi, Risa tetap sahabatku, sahabat terbaikku. Sejahat apapun ia. Akupun salah tidak peduli pada keadaannya selama ini. Selamat jalan Risa, aku memaafkanmu dan kumohon  tolong maafkanlah aku juga!
*****
Aku hanya tertegun memandangi ketiga diary di depanku. Kemarin orang tua Risa pindah dan menyerahkan diary kenanganku dengan Risa. Bagiku, ketiga diary ini tidak ada maknanya lagi sekarang, hanya coretan-coretan palsu antara aku dengannya. Cuma ada satu diary yang mengungkapkan satu kejujuran, diary keempat bersampul coklat kusam.
Baca Selengkapnya...

ANAK INDIGO


Pengertian Anak Indigo

Anak indigo atau sering disebut juga sebagai anak nila (Bahasa Inggris: Indigo Children) adalah anak yang memiliki konsep dari Zaman Baru yang memiliki karakteristik berbeda dari anak-anak seusianya. Anak ini memiliki sifat yang unik untuk membedakan generasinya dengan generasi sebelumnya.

anak indigo adalah anak yang menunjukkan seperangkat atribut psikologis baru dan luar biasa, serta menunjukkan sebuah pola perilaku yang pada umumnya tidak didokumentasikan sebelumnya. Pola ini memiliki faktor-faktor unik yang umum, yang mengisyaratkan agar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka (para orangtua, khususnya) mengubah perlakuan dan pengasuhan terhadap mereka guna mencapai keseimbangan. Mengabaikan pola-pola baru ini akan kemungkinan besar berarti menciptakan ketidakseimbangan dan frustasi dalam benak dari kehidupan baru yang berharga ini.

Indigo ditemukan oleh Nancy Ann Torp, konselor, 1970. Dia meneliti warna aura mansia & menghubungkannya dgn kpribadian mereka yg memiliki aura nila. Anak indigo ini ternyata anak2 yg dianugerahi kelebihan khususnya kemampuan extra sensory perception = sixth sensens = indera keenam. Anak indigo istilah yg diberikan kpd anak yg menunjukkan perilaku lebih dwsa dibanding usianya & memiliki kemampuan intuisi sgt tinggi. Biasanya mrk tdk mau diperlakukan scr anak2. Anak indigo memiliki energi sinar elektromagnetik atau aura di skitar tubuhnya (Edratna). Nancy Ann mengaku memiliki kemampuan untuk melihat aura seseorang dan ketika itu ia melihat anak-anak dengan aura indigo yang belum pernah ada sebelumnya. Indigo sendiri juga terkait dengan indra keenam yang terletak pada cakra kening merupakan mata ketiga yang berpusat ditengah kepala, menggambarkan intuisi dan kekuatan batin yang luar biasa tajam yang melebihi kemampuan orang kebanyakan. Kebanyakan dari mereka memiliki kelebihan dengan bakat yang luar biasa atau secara akademik mempunyai prestasi. Anak indigo juga mampu menunjukkan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba serta tampak bijaksana untuk anak seusianya.

Anak indigo juga sering menunjukkan perilaku memberontak terhadap suatu pemerintahan, tidak patuh terhadap aturan atau adat, kesulitan dalam mengelola emosinya dan sangat peka. Tidak jarang pula anak menunjukkan sikap yang sangat dingin dan tidak mempunyai perasaan. Terkadang beberapa orang akan mencap anak dengan indikasi gangguan ADD (attention deficit disorder). Bentuk perilaku tersebut kadang-kadang menyebabkan kesulitan bagi anak-anak ini dalam melewati masa anak-anak, bahkan dalam melewati masa remaja (Chapman. 2006).

Karakteristik anak indigo

Anak-anak indigo teridentifikasi melalui adanya karakteristik yang unik. Mereka cerdas dan kreatif, namun bersifat sulit diatur pada kekuasaan dan sistem secara umum. Mereka sering disalahdiagnosa sebagai ADD (Attention Deficit Disorder = atau Gangguan Kekurangan Perhatian) atau ADHD (Attention Deficit Hyperaktive Disorder = Gangguan Hiperaktif Kekurangan Perhatian) yang membutuhkan terapi untuk mengatasi sifatnya.
Secara fisik dan emosional mereka sangat sensitif. Mereka juga sangat perhatian dan empati terhadap orang lain, juga beberapa menjadi terlihat tidak berperasaan. Anak Indigo dapat mudah marah dan kasar, mereka membutuhkan keyakinan bahwa dirinya diterima dan memerlukan konseling. Indigo juga mempunyai rasa depresi di usia muda jika mereka merasa tidak mengapa mereka dilahirkan atau merasa tidak mempu berbuat apa-apa untuk memperbaiki dunia.

biasanya seorang anak Indigo tergolong anak yang istimewa (biasanya memiliki IQ -Intelligence Quotient-lebih dari 120 dan mempunyai kecenderungan mempunyai kemampuan supranatural) namun seringkali mempunyai permasalahan dengan sistem belajar di sekolah pada umumnya.
 Karakteristik Anak Indigo :
1. Mempunyai kesadaran diri yg tinggi, terhubung dengan sumber (Tuhan).
2. Mengerti jika dirinya layak untuk berada di dunia.
3. Mempunyai pengertian yang jelas akan dirinya.
4. Tidak nyaman dengan disiplin dan cara yang otoriter tanpa alasan yang jelas.
5. Menolak mengikuti aturan atau petunjuk.
6. Tidak sabaran dan tidak suka bila harus menunggu.
7. Frustasi dengan sistem yang sifatnya ritual dan tidak kreatif.
8. Mereka punya cara yg lebih baik dlm menyelesaikan masalah.
9. Sebagian besar adalah orang yg menimbulkan rasa tidak nyaman.
10. Tidak bisa menerima hukuman yang tanpa alasan, selalu ingin alasan yang jelas.
11. Mudah bosan dengan tugas yg diberikan.
12. Kreatif.
13. Mudah teralihkan perhatiannya, bisa mengerjakan banyak hal bersamaan.
14. Menunjukan intuisi yang kuat.
15. Punya empati yang kuat terhadap sesama, atau tidak punya empati sama sekali.
16. Sangat berbakat dan rata-rata sangat pintar.
17. Saat kecil sering diidentifikasi menderita ADD / ADHD (Atenttion Defisit Disorder = susah konsentrasi) / ADHD (Attention Defisit and Hyperactive Disorder = hiperaktif).
18. Mempunyai visi dan cita-cita yang kuat.
19. Pandangan mata mereka terlihat, bijaksana, mendalam dan tua.
20. Mempunyai kesadaran spiritual atau mempunyai kemampuan psikis.
21. Mengekspresikan kemarahan dan mempunyai masalah dengan menahan amarah.
22. Membutuhkan dukungan untuk menemukan diri mereka.
23. Berada di dunia untuk merubah dunia, untuk membantu kita hidup dalam keharmonisan dan damai antara yg satu dengan yg lain dan meningkatkan getaran planet.

Menurut Erwin (psikiater) anak indigo memiliki Enam sifat. Pertama memiliki tingkat kecerdasan superior. Tingkat IQ-nya di atas 120, Sehingga mereka enggan mengikuti ritual yang tidak rasional dan tidak spiritual.
Kedua, anak indigo dapat mengerjakan sesuatau tanpa diajarkan terlebih dahulu. Ketiga, dapat menangkap perasaan, kemauan, atau pikiran orang lain. Keempat, dapat mengetahui sesuatu yang tidak dapat dipersepsi oleh panca indra di masa kini, masa lampau (post-cognition), dan masa depan (pre-cognition). Kelima mengetahui keberadaan makhluk halus. Yang terakhir, anak indigo tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan alam dan kemanusiaan,”


Indigo Anugerah atau Penderitaan?

Terlahir sebagai anak Indigo bukanlah sebuah pilihan, tetapi merupakan takdir yang tidak bisa dihindari. Ketika dia menyadari kehadirannya bukan sebagai orang biasa, merasakan kemarahan yang besar terhadap perilaku manusia yang buruk dan jahat, melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain, ingin merubah dunia menjadi lebih baik dengan kekuatan sendiri, saat itu dia tidak bisa lagi melepaskan diri dari tanggung jawab, karena dia sudah menyadari bahwa dia adalah seorang anak Indigo.
Hari-harinya dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran yang mendesak, susah tidur dengan tenang, dan penglihatan-penglihatan yang mengganggu pikiran dan perasaan, sepertinya hidupnya sudah ditakdirkan untuk menanggung semua itu. Dia mungkin bisa melupakannya untuk beberapa saat, tetapi pemikiran-pemikiran dan suara-suara akan terus mengisi hari dan malamnya.

10 penderitaan yang harus ditanggung oleh anak Indigo sebagai resiko keindigoannya. Dampaknya bisa dikurangi apabila mendapatkan bimbingan dan penyembuhan yang tepat. Bagi sebagian anak Indigo proses penyembuhan bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.

1. Sakit kepala yang hebat
Hampir semua indigo pernah mengalami sakit kepala yang hebat. Hal ini disebabkan proses berpikir yang keras tanpa dikehendaki, banyak hal yang ingin dilakukan tapi tidak bisa diatasi, dan pikiran yang terlalu luas memasuki hal-hal yang tidak bisa disentuh oleh pemikiran manusia pada umumnya. Kondisi ini memerlukan energi besar dan proses berpikir yang berat.
Terapi obat mungkin bisa membantu, tetapi bersifat non permanen dan beresiko kelebihan pemakaian karena penggunaan yang terus-menerus. Meditasi dan perbaikan aura cakra adalah terapi terbaik, selain bisa dilakukan sendiri juga mempunyai resiko yang lebih ringan. Mungkin juga perlu belajar memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah.

2. Susah tidur
Suara-suara yang mengganggu, penampakan-penampakan, melihat penderitaan alam, sukma yang berjalan kemana-mana, dan pemikiran-pemikiran idealis yang menuntut perwujudan membuat seorang anak indigo susah untuk tidur. Walaupun mata terpejam tetapi tetap mendengar dan berpikir.
Anak Indigo harus belajar untuk sering berkoneksi dengan Tuhan lebih intensif dan berpasrah dengan segenap jiwa kepada-Nya. Lepaskan semua beban pikiran, mintalah pentunjuk dan serahkan kepada-Nya untuk menyelesaikan.

3. Lambung yang lemah
Salah satu organ tubuh yang paling menderita disebabkan stress karena berpikir dengan berat adalah lambung. Lambung yang lemah akan bereaksi negatif berupa produksi asam lambung yang berlebihan pada saat anak Indigo stress. Makan obat sakit lambung secukupnya dan perbanyak ibadah serta lakukan meditasi untuk penenangan.

4. Empati yang menyakitkan
Tidak mudah untuk berempati terhadap penderitaan orang lain, atau alam yang sedang dizholimi oleh manusia-manusia jahat dan serakah, sedangkan sedikit yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan buruk itu. Rasa empati ini sering kali berakibat buruk kepada anak Indigo. Disebabkan kepekaan yang berlebihan pada anak Indigo, rasa empati yang mendalam bisa menjadikan dirinya ikut menderita. Rasa empati terhadap orang yang sakit bisa membuat anak Indigo menderita penyakit yang sama, seperti terjadi penularan walaupun bukan penyakit yang menular.
Untuk mengurangi efek negatif rasa empati yang mendalam ini sebagian anak Indigo mengambil sikap tidak acuh yang berlebihan. Sehingga mereka tampak sebagai anak yang tidak peduli lingkungan sosial dan tidak mau bergaul.
Sebaiknya rasa empati disalurkan ke dalam bentuk tindakan langsung seperti mengobati orang yang sakit atau berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan dan kebaikan orang lain. Penyaluran energi dalam bentuk kepasrahan kepada Tuhan adalah jalan yang paling efektif.

5. Rasa marah yang mendesak
Rasa marah melihat perilaku manusia yang buruk dan jahat adalah alasan utama seorang anak Indigo ingin menunaikan kewajibannya. Rasa marah ini kemudian berwujud menjadi semangat yang besar untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Bagi anak Indigo yang belum menemukan jati dirinya, biasanya rasa marah ini bisa berakibat buruk terhadap perilakunya kepada orang di sekitarnya. Perlawanan dan protes-protes akan selalu ditunjukkannya kepada orang di sekelilingnya, seperti orang tua, saudara-saudaranya dan guru di sekolah yang tidak memahami keadaannya.

6. Kepribadian yang berubah-ubah
Persinggungan anak Indigo dengan dimensi supranatural yang terlalu sering dan mendalam mengakibatkan pengaruh negatif berupa “jejak yang tertinggal”. Hal ini semacam sisa-sisa efek elektromagnetik pada sel-sel otak. Jejak-jejak dimensi lain ini kemudian akan berulang berupa “kunjungan-kunjungan” yang berlanjut.
Karena suara dari dimensi lain itu datang berupa gelombang yang kemudian ditafsirkan sebagai suara di dalam batin, seringkali anak Indigo mengalami efek kebingungan berupa kepribadian ganda. Bahkan seringkali antar “pribadi” terjadi pertentangan pendapat dalam menghadapi suatu permasalahan.
Untuk mengatasi hal ini anak Indigo harus mempertajam indera keenamnya untuk membedakan setiap “pribadi” yang datang. Mungkin diri anak indigo akan menjadi sebuah forum pertemuan berbagai “pribadi”, namun sebagai pribadi yang bebas seorang anak Indigo harus mampu mandiri dan mempunyai pandangan atau keyakinan sendiri yang kuat. Jadikan setiap informasi yang datang sebagai pengetahuan dan dimanfaatkan seperlunya sesuai dengan kebutuhan.

7. Dilematis
Ada sebagian anak Indigo – umumnya yang sudah menginjak remaja – yang mengalami kebingungan untuk memilih antara dua hal, apakah akan terus menjadi anak Indigo dengan segala atribut dan tanggung jawabnya atau berusaha memadamkan keindigoannya dan tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di sekitarnya. Kedua pilihan itu sama-sama tidak enak, terlebih-lebih kalau harus memadamkan keindigoan sedangkan tuntutan tanggung jawab terus mengejar-ngejar. Bisa-bisa hidup seorang Indigo akan dihantui perasaan bersalah sampai dewasanya.

8. Cap “aneh”
Cap “aneh” sebetulnya hal lumrah bagi seorang Indigo. Tetapi stempel “aneh” ini akan menjadi permasalahan serius bagi anak-anak yang belum bisa menerima penolakan lingkungan. Perlu pengertian orang tua dan orang di sekitarnya untuk tidak terlalu memposisikan anak Indigo sebagai “alien” di lingkungannya sendiri.

9. Dijauhi teman-teman
Beberapa anak Indigo dijauhi dalam pergaulan teman sebayanya karena dia lebih sering menjadi “orang tua” bagi teman-temannya, ketimbang sebagai teman bermain. Peringatan-peringatan, nasehat dan larangan-larangan membuat anak-anak lain jengkel dan menjauh.
Walaupun kesendirian lebih disukai oleh anak Indigo daripada berkumpul dengan teman-temannya, sebaiknya dia tetap harus bersosialisasi dengan tetap bersekolah dan bermain bersama keluarga.
Bagi para orang tua dan guru anak-anak Indigo hendaknya memahami bahwa anak Indigo mempunyai kondisi kejiwaan yang khusus. Pemahaman orang-orang di sekitarnya atas keadaan mereka akan sangat membantu penyembuhan luka batin yang dialaminya. Menjadi tanggung jawab kita bersama menghantarkan mereka menuju keberhasilan hidup di masa dewasanya kelak.

10. Kurang bisa mengontrol emosi

Bagaimana emosi, seperti marah, sedih, dan gembira akan tergambar pada perubahan raut wajah, atau gerakan bahasa tubuh lainnya.
Emosi yang terjadi secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama bisa membuat suatu perubahan yang menetap pada roman muka dan tampilan fisik lainnya. Orang yang berkarakter jahat, sebagai contoh, seperti narapidana kambuhan, preman atau orang yang dalam kehidupannya sehari-hari selalu bergelut dengan dunia kejahatan, akan tergambarkan pada wajahnya dengan jelas. Begitu juga dengan orang yang berkarakter baik, seperti orang yang penolong, dermawan, baik hati, wajahnya akan tampak menyenangkan, teduh dan memberikan ketenangan apabila dipandang.
Pemahaman itulah yang digunakan dalam pembuatan karakter tokoh film atau animasi kartun, di mana seorang penjahat divisualisasikan dengan muka yang bengis, sorot mata kejam, jarang tersenyum, sedangkan seorang pemuka agama bermuka bersih bercahaya, seorang penegak hukum dengan wajah tegas, dan lain sebagainya.

Belum pahamnya masyarakat tentang anak indigo menjadi penyebab belum banyaknya terungkap anak indigo. Sebagian kalangan medis menyatakan bahwa anak indigo mengalami kerusakan pada bagian otaknya. Namun Erwin menegaskan bahwa indigo bukan penyakit. Badan Kesehatan Dunia (WHO), kata dia, bahkan tidak mencantumkan indigo dalam international classification of diseases. Lantaran indigo bukan penyakit tak perlu dilakukan terapi untuk menyembuhkan anak indigo. ”Yang dibutuhkan adalah pembinaan untuk anak, orang tua, guru supaya mengerti cara menangani anak indigo”

Tugas Anak Indigo

Menjadi indigo tidaklah mudah, tapi hal itu merupakan suatu tugas yang harus dijalankan. Anak indigo merupakan salah satu orang yang hadir dan membawa hal yang baru terhadap suatu kemajuan hidup manusia di bumi ini.

Anak indigo yang lahir di dunia ini masing-masing mempunyai misi. Kebanyakan dari mereka merupakan pengkritik suatu rencana yang salah. Mereka bertugas meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksamaan yang ada di sekelilingnya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan sistem yang ada, misalnya saja penolakan dan sikap kaku terhadap sistem pendidikan yang ada.


Mengapa terjadi anak indigo ?

Banyak teori yang membahas masalah ini. Yang perlu diamati sesungguhnya apa yang terjadi pada anak indigo ini, seperti kemampuan indra keenam/sixth sense. Kemampuan ini sebenarnya bisa dipelajari dan dikuasai oleh orang awam atau orang bukan indigo, jadi tidak semata-mata karunia Tuhan.

Getaran bumi yang sedemikian kuat membawa banyak perubahan. Salah satunya adalah makin banyaknya terlahir anak berjiwa matang (old soul) yang memiliki bakat khusus. Bagaimana mendidik agar mereka tidak merasa tertekan dan aneh karena berbeda dengan teman-temannya? Gejala alam rupanya tidak sedikit mempengaruhi hal-hal lain. Waktu yang berjalan demikian cepat menjadi satu indikasi perubahan yang terjadi di bumi.

Selain itu, munculnya anak-anak berbakat dengan jiwa tua atau old soul, juga menjadi tanda perubahan bumi yang begitu cepat. Akhir-akhir ini kita sering disentakkan oleh begitu banyaknya anak yang memiliki pola pikir berbeda dengan anak seusianya. Daya nalar mereka cenderung dewasa, padahal usianya belum mencapai belasan. Kali lain kita dikejutkan oleh anak-anak yang memiliki indra keenam luar biasa tajam, sehingga si anak sampai merasa dirinya tidak normal karena tidak sama dengan teman-temannya. Fenomena lahirnya anak-anak berkemampuan lebih ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Sebastian Bach dan Albert Einstein bisa dikategorikan sebagai anak indigo. Musik yang diciptakan Bach disebut sebagai tipe musik anak indigo. Ia menciptakan musik sambil melamun, sama seperti Einstein yang mendapat rumus saat sedang bengong.

Para ahli menyebut mereka indigo. Munculnya anak indigo, menurut Tom, tak lepas dari pengaruh perubahan getaran bumi. Pada tahun 1970 sampai 1980-an, resonansi bumi sekitar 7,83 Hz. Di tahun 2000 menjadi 8,5-9 Hz, sedangkan di tahun 2004 sudah mencapai 13,5 Hz. Secara metafisik, getaran bumi yang semakin cepat akan menimbulkan satu fase, yang menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat ke dimensi yang lebih tinggi.
Secara teoretis, getaran bumi yang semakin cepat akan membuat bumi semakin panas dan suhu ikut meningkat. Kenaikan ini juga mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan, sehingga membutuhkan orang tertentu untuk menyeimbangkannya. Kelahiran anak-anak berbakat inilah yang akan membantu getaran bumi berjalan lebih smooth, lebih muLus. Kelahiran mereka ditujukan untuk mengubah tatanan dunia supaya menjadi lebih nyaman. Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Cara yang diambil pun beraneka ragam. Bisa lewat kesenian, pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, ”Semua itu tergantung misi mereka,? katanya. Anak indigo kebanyakan merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. Karena bertugas meluruskan ketidakbenaran itu, mereka umumnya lahir dengan tipe


TIPE ANAK INDIGO
Ada 4 macam anak indigo (Nancy Tappe, dalam Carrol dan Tober, 1999) :

1. Humanis
Anak indigo tipe ini akan bekerja dengan orang banyak. Anak tipe ini mempunyai kelebihan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Biasanya mereka menggunakan kemampuannya untuk menolong orang lain. Kecenderungan karir mereka di masa datang akan menjadi dokter, pengacara, guru, pengusaha, politikus atau pramuniaga. Perilaku yang menonjol saat ini adalah hiperaktif, sehingga perhatiannya mudah tersebar. Mereka sangat sosial, ramah, dan memiliki pendapat yang kokoh.

2. Konseptual
Anak indigo tipe ini lebih enjoy bekerja sendiri dengan proyek-proyek yang ia ciptakan sendiri. Mereka amat menonjol dalam merancang suatu program. Misalnya dalam rangka menyelamatkan perusahaan yang akan bangkrut atau membuat usaha baru yang booming dan mandatangkan keuntungan finansial bagi banyak orang. Contoh karir mereka di masa depan adalah sebagai arstiek, perancang, pilot, astronot, prajurit militer. Perilaku yang menonjol adalah suka mengontrol perilaku orang lain.

3. Artis
Anak indigo tipe ini menyukai pekerjaan di bidang seni. Perilaku yang menonjol adalah sensitif, dan kreatif. Mereka mampu menunjukkan minat sekaligus dalam 5 atau 6 bidang seni, namun beranjak remaja minat mereka terfokus hanya pada satu bidang saja yang dikuasai secara baik.

4. Interdimensional.
Anak indigo tipe ini yang memiliki ketazaman indera keenam di masa yang akan datang menjadi seorang filsuf, pemuka agama. Dalam usia 1 atau 2 tahun, orangtua merasa tidak perlu mengajarkan apapun kepada mereka karena mereka sudah mengetahuinya.

Seseorang dengan kepribadian indigo biasanya mempunyai kemampuan ekstra sensory perception (ESP) namun tidak semua orang dengan kemampuan ESP termasuk indigo. Ada beberapa kemampuan ESP yang bisa dimiliki oleh seorang profile indigo, yaitu
Telepati, yaitu kemampuan berkomunikasi secara batin/pikiran
Telekinetik, yaitu kemampuan menggerakkan dari jauh
Chlairvoyance, yaitu kemampuan melihat dimensi metafisik
Chlairaudiens, yaitu kemampuan mendengarkan suara dimensi metafisik

Chlairsentience, yaitu kemampuan merasakan kehadiran dimensi metafisik
Sugesti hipnosis, yaitu kemampuan mempengaruhi persepsi dan pikiran
Psikometri, yaitu kemampuan merekontruksi/melacak kembali past life memorik
Unify, yaitu kemampuan menyembuhkan penyakit melalui empati perasaan
Precognition, yaitu kemampuan membaca fenomena masa depan
Mediumship, yaitu kemampuan menjadi mediator dengan dimensi metafisik
Starship, yaitu kemampuan berinteraksi dengan makhluk luar angkasa
Mind travel, yaitu kemampuan melakukan perjalanan astral



Indigo Dewasa

indigo berlangsung sepanjang usia, hingga mereka dewasa. Karakteristik Indigo Dewasa :
1. Mereka pintar walaupun tidak selalu berada di tingkatan paling atas.
2. Kreatif dan sangat senang menciptakan sesuatu.
3. Selalu ingin tahu kenapa, khususnya jika mereka tertarik sesuatu.
4. Tidak suka akan pekerjaan berulang-ulang di sekolah.
5. Sering memberontak di sekolah, menolak mengerjakan tugas dan lain-lain, atau ingin memberontak tapi tidak berani karena ada tekanan dari orang tua, guru, dan teman.
6. Punya masalah untuk adaptasi keberadaannya, seperti tidak diterima, atau terasing.
7. Terkadang punya perasaan ingin bunuh diri, tapi tidak benar-benar melakukannya.
8. Punya masalah dengan amarah.
9. Tidak nyaman dengan politik karena merasa suara mereka tidak dihitung, dan tidak peduli dengan hasil yang keluar.
10. Tidak terima bila hak-hak mereka diambil atau diinjak-injak.
11. Punya keinginan yang kuat untuk merubah dunia, tapi kesulitan menemukan jalurnya.
12. Mempunyai ketertarikan akan hal spiritual dan kemampuan psikis saat usia muda.
13. Punya beberapa “Role-Model” Indigo.
14. Punya intuisi yang kuat.
15. Punya sifat atau jalan pikir yang tidak biasa, meloncat-loncat di tengah pembicaraan.
16. Mengalami pengalaman spiritual, psikis dan lain-lain.
17. Sensitif terhadap gelombang elektromagnetik.
18. Mempunyai kesadaran akan dimensi lain.
19. Secara seksual sangat ekspresif atau malah menolak seksualitas aga bisa mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
20. Mencari arti hidup mereka dan mengerti tentang dunia, mereka bisa mencarinya dengan melalui agama, buku dan lain-lain.
21. Waktu mereka merasa diri mereka seimbang, mereka akan menjadi kuat, sehat, dan individu yang bahagia.

Baca Selengkapnya...

Jumat, 06 April 2012

Go Indonesian Movie

hoy hoy....buat kamu-kamu yang udah gerah sama film indonesia, tahun ini film-film Indonesia terbukti banget nih kerennya sekarang,,sekarang udah ga pake tuh yang namanya horor-horor ga jelas,,walaupun mungkin masih ada yang bertema horor, tapi ga pake adegan-adegan laen yang ga perlu, tapi bener-bener berkualitas..liat aja ni contohnya film-film di bawah ini :

1. Mata Tertutup

Film ini berisi tiga cerita tentang wajah kehidupan beragama di Indonesia.


Cerita pertama
Ada Rima (Eka Nusa Pertiwi), seorang gadis yang sedang gundah dalam pencarian identitas. Dalam kegamangannya, ia terlibat dalam NII. 


Cerita kedua
Jabir (M. Dinu Imansyah), seorang remaja yang menjadi pengebom bunuh diri karena terdorong oleh kondisi keluarga dan kesulitan ekonomi.


Cerita ketiga
Ada juga Asimah (Jajang C. Noer), seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya: Aini. Anaknya menjadi menjadi korban penculikan orang-orang dari kelompok Islam Fundamentalis. Penculikan itu berlangsung ketika Asimah tengah berada pada proses perceraian. Asimah kian frustasi jadinya.

2. The Raid







Deep in the heart of Jakarta's slums lies an impenetrable derelict apartment building which became a safe house for the city's most dangerous murderers, killers and gangsters. The rundown apartment block has been considered untouchable to even the police. It all changes when an elite team is tasked with raiding the building in order to take down the notorious crime lord Tama Riyandi who runs it.

Cloaked under the cover of pre-dawn darkness and silence, rookie officer Rama and a 20 man SWAT team, led by Sergeant Jaka, arrive at the apartment block under the guidance of Lieutenant Wahyu. Starting from the ground floor and moving up, they slowly and tactfully infiltrate the apartment block until they reach the sixth floor. The team is spotted by a child and runs off to warn Tama.
Tama hears of the presence and announces to the whole block that he will grant sanctuary to those who kill the SWAT team. Sergeant Jaka soon learns that the mission was not sanctioned by the department but only by Lieutenant Wahyu, thus no reinforcements or rescue. After a lengthy battle the team is stranded on the 6th floor in which they are; outnumbered, out of ammunition and being hunted down. The members that survived the ambush are: Sergeant Jaka, Lieutenant Wahyu, Bowo, Dagu and Rama. After narrowly escaping an explosion, the team split into two groups: Jaka with Wahyu and Dagu on the 5th floor and Rama with Bowo finding safety on the 7th floor.
After Rama survives an attack by a machete gang, he is captured by Andi, Tama's right hand man. At the same time, Jaka and his group are found by Mad Dog, Tama's ruthless henchman. Wahyu and Dagu get away as Mad Dog fights and eventually kills Jaka. Andi is revealed to be Rama's estranged brother who chose to leave the family and left no trace of his whereabouts. Andi lets Rama know when it will be safe as he meets up with Mad Dog. Tama learns of the betrayal and lets Mad Dog take care of Andi.
Rama regroups with Wahyu and Dagu and assault the 15th floor where Tama is located. Rama frees Andi from Mad Dog as they engage in a brutal fight. Wahyu and Dagu approach Tama but Wahyu kills Dagu leaving the two men discussing their position in the criminal underworld. Rama and Andi approach the two, and it is revealed that Tama was supposed to kill Wahyu while Wahyu wanted to do the same to Tama. Wahyu kills Tama and tries committing suicide but fails. Andi calls off the attack and helps Rama, Bowo and the arrested Wahyu out of the block.p

3. Hi5teria

cerita pertama adalah Pasar Setan garapan Adriyanto Dewo. Kisah ini menuturkan keanehan sebuah gunung yang memiliki tempat keramaian: pasar setan. Bila seseorang tanpa sengaja atau sengaja masuk ke tempat itu, dia akan tersesat. Dalam kisah ini, Sari (Tara Basro) terpisah dari pacarnya saat mereka mendaki gunung. Sari pun menjelajahi gunung untuk menemukan kembali pacarnya. Ketika itu dia bertemu Zul (Dian Wiyoko) yang membantu Sari mencari kekasihnya. Namun mereka selalu berputar-putar di tempat yang sama. Bahkan, setelah masuk ke dalam pasar setan itu, terjadi berbagai kejanggalan. Apa yang sebenarnya terjadi di hutan itu?

Cerita kedua berjudul  Wajang Koelit karya Chairun Nissa. Wayang Koelit bercerita tentang wartawan asing Nicole (Maya Otos) yang akan melakukan riset penulisan tentang wayang kulit di suatu daerah di Jawa Tengah. Ketika melakukan riset, Nicole menyadari bahwa dia masuk ke dalam mitos pembuatan wayang kulit. Mengapa Nicole bisa terseret dalam mitos mistis itu? Bisakah dia membebaskan diri?

Dua cerita  thriller berubah menjadi horor pada kisah ketiga, Kotak Musik. Kisah garapan Billy Christian ini mengambil latar yang semakin dekat dengan kehidupan Ibu Kota: apartemen. Cerita dimulai dengan seorang ilmuwan yang tidak mempercayai adanya hantu: Farah (Luna Maya). Dia akhirnya membuktikan ke sebuah rumah tua dan mengambil kotak musik yang mengubah segalanya. Sejak itu kisah misterius menghantui Farah saat berada di apartemennya. Apakah Farah akan percaya dengan hal gaib?

Kisah keempat,  Palasik, karya Nicholas Yudifar. Palasik bercerita tentang keluarga kecil yang berlibur ke sebuah vila. Liburan yang tadinya menyenangkan berubah mistis ketika sang ibu yang sedang hamil (Imelda Therinne) melihat sebuah kepala terbang. Kejadian itu terus menghantuinya. Kenapa hanya ibu hamil yang dihantui? Ada apa di balik semua itu?

Kisah terakhir adalah  Loket karya Harvan Agustriansyah. Loket bercerita tentang sebuah loket parkir basement gedung yang mengalami keanehan. Bermula dari palang pintu loket yang tidak bisa dibuka hingga sosok wanita yang terus menerornya. Apa penyebab wanita tersebut menerornya? 

4.Modus Anomali







Seorang laki-laki yang sedang berlibur dengan istri dan kedua anak mereka di sebuah kabin di hutan dikejutkan dengan kedatangan seorang tamu yang tak mereka undang. Sebelum dia itu menyadari apa yang terjadi, laki-laki itu mendapati dirinya terpisah dari keluarganya.

Ketika dia mulai menemukan beberapa jam alarm yang tersebar di hutan itu, dia tiba-tiba harus berpacu dengan waktu jika ingin bertemu dengan keluarganya kembali.
Sementara itu, di hutan juga sedang berlibur satu keluarga lain, yang mungkin berkaitan dengan keanehan yang sedang ia alami.

5. Angkara Murka aka Amphibious
film ini susah banget dicari sinopsis sama posternya!! hehehehe,tapi yang jelas film ini juga wajib kamu tonton!ini film 3d pertama Indonesia loh,,,keren kan cuiiii??? dan film ini berbahasa inggris sama kaya modus anomali..pokoknya tunggu aja jadwal tayangnya and watch it!! love indonesian movie guys..!!



Baca Selengkapnya...

BACK AGAIN

holaaaaa....
hal yang tidak terkira dan tidak terduga adalah ketika diriku ini lupa sama akun blog ku..wahahahahahaa
parah!!
untungnya udah kebuka lagi ni sekarang

btw di jumat yang cerah ceria ini (??) lagi pada apa ni?? hayo hayoooo
mau ngepos ni...tapi datanya semua ada di lepi...hahahaha
eh kalian suka nonton film??aku punya banyak loh koleksi film..
film barat, animasi, atau asia, sebagian aku donlot sendiri sebagian lagi minta sama temen yg hobi donlot,,hehehe
tinggal pilih deh...

pengen posting deh disini, tapi kapan ya???
tunggu ya,,nanti aku posting deh disini..hehe
wait for it!
Baca Selengkapnya...