Sabtu, 11 Desember 2010

Masa Yunani Kuno (Cosmological Period)



Adalah masa transisi dari pola pikir animisime ke awal dari natural science.
Penentu aktivitas manusia adalah alam atau lingkungan. Pada masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip-prinsip alam atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam.
Ada 5 orientasi : naturalistic, biological, mathematical, eclectic, dan humanistic.
  1. Naturalistic :
    adanya elemen dasar bagi penentu kehidupan. Contoh : Thales (air), Anaximenes (udara).
    Ide ttg permanence vs change dari zat yang dianalogikan kepada aktivitias manusia, menimbulkan ide ttg jiwa
    Pola pikir deduktif : generalisasi gejala alam pada perilaku manusia
  2. Biologic :
    Mengangkat posisi manusia di atas gejala alam yang lain, memisahkan proses-proses pada manusia dari proses-proses yang ada pada mahluk lain di alam.
    Proses-proses fisiologis primer untuk menjelaskan perilaku manusia
    Tokoh : Hippocrates, Alcmeon, Empedocles.
  3. Mathematical :
    Pendekatan yang melangkah lebih jauh dari dasar dunia fisik, mengarahkan pada hal-hal yang logis tapi abstrak, merupakan bekal bagi kekuatan reason.
  4. Eclectic :
    Menentang ide adanya suatu prinsip dasar dan ‘kebenaran umum’. Idenya sangat mendasar berbeda dari orientasi lainnya.
    Menekankan pada informasi sensoris, sangat operasional dan praktis
    Sikap ilmuwan harus skeptik
    Tokoh : The sophists- universal lecturers
  5. Humanistic :
    Fokus : rationality & intentionality. Ratio adalah penentu kehidupan manusia beserta segala konsekuensinya. Tokoh utama : Socrates.
    Tokoh penerus Socrates : Plato & Aristoteles
Ketiga tokoh tersebut : search for framework of human knowledge. Peletak dasar bagi kerangka pikir tipikal barat : rational, logic, objective.
Disebarluaskan oleh Alexander Agung (murid Aristoteles) melalui ekspansi militer.
Socrates
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi. Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada permulaannya Socrates mau menuruti jejak bapaknya, menjadi tukang pembuat patung pula. Tetapi akhirnya ia berganti haluan. Dari membentuk batu jadi patung ia membentuk watak manusia.
Masa hidupnya hampir sejalan dengan perkembangan sufisme di Athena. Pada hari tuanya Socrates melihat kota tumpah darahnya mulai mundur, setelah mencapai puncak kebesaran yang gilang-gemilang.
Socrates bergaul dengan semua orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Ia seorang filosof dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Menurut kata teman-temannya: Socrates demikian adilnya, sehingga ia tak pernah berlaku zalim. Ia begitu pandai menguasai dirinya, sehingga ia tak pernah memuaskan hawa nafsu dengan merugikan kepentingan umum. Ia demikian cerdiknya, sehingga ia tak pernah khilaf dalam menimbang buruk baik.Sering disebut sebagai filsuf kontroversial, dangerous man for values of the day.
Faktanya : Tujuan utama Socrates adalah quest for the nature of true virtue and goodness a moral philosopher, “midfive” to knowledge of virtue
Typical Socratic Questions :
What is justice ? What is beauty ?
What is courage ? What is the good?
Virtue and knowledge sudah ada dalam diri seseorang, manusia dpt melakukan penilaian ttg. Baik-buruk secara intuitive meskipun mungkin tidak tahu mengapa, latent knowledge.
Action : pra-theory
Contemplation, explanation : theory, knowledge
Metode : Socratic, dialog, ‘bringing it out of people rather than describing it to them’.
Sumbangan bagi Psikologi/Science
  • General definitions of virtues
  • Early techniques of psychotherapies and depth intv
  • Scientific ethic : publish and defend theories
Plato
Murid Socrates, berbeda dgn gurunya, datang dari keluarga terpandang dan terpelajar.
Menciptakan bidang epistemology, the study of knowledge, yang dalam psikologi berkembang menjadi psikologi kognitif.
What is knowledge? What is truth?
  • Knowledge is true all times and in all places.
    Kebenaran ada pada paparan Being, tidak bisa ditemukan dalam materi dan penginderaan yang selalu berubah dalam dunia materi. Observasi manusia tidak bisa dipercaya karena bersifat subyektif dan tidak obyektif. Maka Plato tidak percaya pada persepsi dan penginderaan.
  • Knowledge has to be rationally justifiable
    Kebenaran ada pada dunia ide (the Forms). Bentuk yang paling sempurna hanya ada pada ide, konsep yang terbentuk dari hal nyata tidak pernah sempurna, mendekati ide selalu, misalnya, ide tentang “lingkaran sempurna” hanya ada di benak kita dan semua lingkaran tidak pernah mendekati sempurna. Karena hanya idelah yang bisa dibuktikan secara rasional.
Dengan pandangan-pandangannya ini, Plato dikenal sebagai seorang dualist, memisahkan antara dunia ide dan materi.
Why do we act as we do?
Selain sebagai seorang epistemologist, Plato juga meneruskan tradisi gurunya sebagai seorang moral philosopher. Fokus penggaliannya juga bergerak sekitar human motivation.

Plato mendefinisikan tiga tingkatan soul :
  • rational soul : located in the head, the highest level, perfect.
  • spirited soul : located in the chest, noble things like glory and immortality of fame, capable of shame and guilt
  • desiring soul: located in the belly and below :irrational impulses, such as food, sex, desire for money.
Ketiga soul di atas yang mendorong orang untuk bertingkah laku. Berdasarkan tingkatan ketiga soul di atas, kelompok masyarakat terbagi atas tiga kelas juga.
  • Guardians : kelompok filsuf, rational soul, kelompok elit dan berhak memerintah karena academic education dan innate greatness.
  • Auxiliaries : kelompok tentara, tugas utama adalah membela negara dan menjaga kelancara administrasi negara
  • Productive Class : kelompok pekerja, pedagang, buruh. Didorong oleh impuls rasional. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sambil menyediakan jasa bagi kedua kelompok lainnya.
Kritik : dalam kenyataannya penggambaran ketiga kelas ini sulit dipertanggungjawabkan konsistensinya, misalnya kelompok productive dan auxiliaries juga memiliki kemampuan reason, misalnya untuk kalkulasi dan perencanaan pekerjaannya.
Sumbangan bagi psikologi/science : penekanannya pada rationalitas dan objektivitas dari pengetahuan/ilmu dapat dikatakan meletakkan dasar pengetahuan alam (science) yang sampai sekarang masih dianut. Pemahaman mengenai drives/needs yang mendorong perilaku manusia adalah dasar bagi konsep motivasi dalam psikologi. Pembagian motivasi menjadi dasar Freudian.
 Aristoteles
Murid Plato, mendasarkan diri pada pandangan gurunya, namun kemudian mengembangkan prinsip-prinsipnya sendiri.
Aristoteles adalah seorang biologist, seorang yang sangat empiris, percaya pada hal-hal natural dan riil. Tidak seperti Plato yang senang bergerak di bidang-bidang ideal, Aristoteles adalah seorang yang down to earh.
Bagi Aristoteles, psikologi adalah ilmu tentang soul. Soul menjadi bagian vital dari individu, menggerakkan, mengarahkan perkembangan organisma, dan mengaktualisasikan organisma menjadi eksistensinya yang sekarang. The soul is the form.
Dalam hal ini Aristoteles berbeda pandangan dengan gurunya yang memisahkan idea (yang dalam konsepsi Aristoteles dapat disamakan dengan soul) dan materi. Bagi Aristoteles, soul dan materi tidak dapat dipisahkan. Materi tidak berarti tanpa soul.
Tidak semua benda di alam punya soul, hanya organisma saja, yaitu nutritive soul, sensitive soul,rational soul.

 Struktur dan Fungsi dari Rational/Human soul.
  • Perception-the starting point of knowledge-has to do with form, not matter. Contoh : yang dilihat adalah lemari, bukan kayu.
  • The Special Senses, setiap indera memfokuskan diri pada karakteristik khas dari suatu obyek. Bagi Aristoteles, indera kita menangkap karakteristik tersebut dan mencatatnya dalam benak kita, seperti apa adanya.
  • The Interior Senses, bagian penginderaan yang terletak di dalam benak kita, tidak berhubungan dengan dunia luar, namun masih memiliki kontak dengan pengalaman sensasi.
  • Common Sense, bagian yang mengintegrasikan berbagai sensasi yang kita terima sehingga menjadi suatu gambaran utuh dan terintegrasi mengenai dunia kita, terletak di hati. Common sense dan imagination membentuk penilaian kita yang akhirnya membantu kita menginterpretasikan
    pengalaman inderawi kita.
  • Memory, image yang utuh mengenai obyek sampai ke memory dan disimpan di sana. Fungsi utama memory adalah merepresentasikan kembali obyek tersebut, tanpa harus disertai kehadiran riil dari obyek nyata tersebut. Juga menghasilkan judgement, perasaan suka/tidak suka yang akhirnya akan mendorong munculnya perilaku.
  • Mind, bagian yang paling rational, hanya dimiliki oleh manusia. Jadi pada binatang, informasi hanya sampai pada memory. Mind berfungsi untuk membentuk abstraksi dari representasi-representasi obyek yang sampai ke memory. Dengan kata lain, membentuk pengetahuan (knowledge).
    Passive mind adalah potensial, tidak memiliki karakter tersendiri. Apa yang ada di dalamnya baru teraktualisasi menjadi pengetahuan melalui active mind. Active mind bergerak mengolah isi dari passive mind, abadi, dan kekal. Bagian ini tidak tergantung dari tubuh dan ada pada semua manusia.
Motivation
Dibedakan antara motivasi pada hewan (appetite) dan motivasi pada manusia (wish). Manusia mengerti baik-buruk jadi konflik motivasionalnya bersifat moral ethic, sementara hewan bersifat pleasurable.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar